- 100KPJ
- Intipseleb
- Sahijab
- popgames
- banyuwangi
- purwasuka
- gadget
- wisata
- padang
- TECHNO
- siap
- bogor
- banten
- banyumas
- NTT
- cianjur
- Jakarta
- jateng
- teknodaily
- jatim
- medan
- MADURA
- jogja
- lampung
- bali
- sulawesi
- Parenting
- semarang
- malang
- TANGERANG
- KALTIM
- Soccer
- mindset
- ceritakita
- gorontalo
- olret
- 100KPJ
- Intipseleb
- Sahijab
- popgames
- banyuwangi
- purwasuka
- gadget
- wisata
- padang
- TECHNO
- siap
- bogor
- banten
- banyumas
- NTT
- cianjur
- Jakarta
- jateng
- teknodaily
- jatim
- medan
- MADURA
- jogja
- lampung
- bali
- sulawesi
- Parenting
- semarang
- malang
- TANGERANG
- KALTIM
- Soccer
- mindset
- ceritakita
- gorontalo
- olret
- I League
VIVA – Gelandang Persib sekaligus pemain naturalisasi Timnas Indonesia, Thom Haye, melontarkan kritik keras terhadap kompetisi Super League yang ia nilai masih amburadul.
Hal tersebut ia sampaikan usai Kekalahan Persib Bandung 0-2 dari Malut United di Stadion Kie Raha, Minggu 14 Desember 2025.
Pemain berdarah Solo itu secara terbuka mengaku mengalami culture shock sejak berkiprah di Liga Indonesia. Bukan soal kualitas pemain, melainkan cara pertandingan dijalankan, mulai dari kepemimpinan wasit hingga praktik membuang-buang waktu yang menurutnya sudah menjadi masalah laten di kompetisi domestik.
Thom Haye, Indonesia vs China di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Photo :- VIVA.co.id/M Ali Wafa
Sorotan Thom Haye mengarah pada kinerja wasit Steven Yubel Poli yang memimpin laga Persib kontra Malut United. Namun, ia menegaskan kritik tersebut tidak hanya ditujukan pada satu pertandingan, melainkan mencerminkan problem yang ia lihat hampir di seluruh liga.
"Saya mau mengatakan sesuatu, ini bukan soal pertandingan ini saja tapi untuk liga seluruhnya," ujar Thom Haye.
Dalam pandangannya, tim yang berada dalam posisi unggul kerap menggunakan taktik tidak sportif untuk mengulur waktu. Ia menyebut banyak momen ketika pemain sengaja tergeletak di lapangan atau berguling-guling, sehingga waktu permainan aktif benar-benar terbuang.
"Sebagai contoh, di laga ini kalian bisa lihat berapa lama waktu di injury time, di babak kedua, berapa lama pertandingan ini terhenti," katanya.
Menurut Haye, waktu yang hilang akibat praktik tersebut sangat signifikan dan merusak esensi pertandingan. Ia bahkan memperkirakan durasi permainan efektif yang terbuang bisa mencapai puluhan menit.
"Seperti tim unggul di laga ini, beberapa kali tergeletak di lapangan dan membuang-buang. Mungkin kami kehilangan 20 menit di lapangan," imbuhnya.
Ia menilai, wasit memiliki peran krusial untuk menjaga kualitas dan keadilan pertandingan. Tanpa ketegasan dari pengadil lapangan, sepak bola yang seharusnya menghibur justru berubah menjadi tontonan yang frustratif, baik bagi pemain maupun penonton.
"Sebagai pemain, semua ingin bermain sepakbola, memainkan permainan yang bagus. Namun sekarang, bukan hanya di sini, tapi di pertandingan lain, ada pihak yang ingin merusak permainan," tegas Thom Haye.
https://www.viva.co.id/bola/1868262-amburadul-thom-haye-bongkar-borok-liga-indonesia
Comments
0 comment