- 100KPJ
- Intipseleb
- Sahijab
- popgames
- banyuwangi
- purwasuka
- gadget
- wisata
- padang
- TECHNO
- siap
- bogor
- banten
- banyumas
- NTT
- cianjur
- Jakarta
- jateng
- teknodaily
- jatim
- medan
- MADURA
- jogja
- lampung
- bali
- sulawesi
- Parenting
- semarang
- malang
- TANGERANG
- KALTIM
- Soccer
- mindset
- ceritakita
- gorontalo
- olret
- 100KPJ
- Intipseleb
- Sahijab
- popgames
- banyuwangi
- purwasuka
- gadget
- wisata
- padang
- TECHNO
- siap
- bogor
- banten
- banyumas
- NTT
- cianjur
- Jakarta
- jateng
- teknodaily
- jatim
- medan
- MADURA
- jogja
- lampung
- bali
- sulawesi
- Parenting
- semarang
- malang
- TANGERANG
- KALTIM
- Soccer
- mindset
- ceritakita
- gorontalo
- olret
- Kita Garuda
VIVA – Kegagalan Timnas U-22 Indonesia mempertahankan medali emas SEA Games 2025 meninggalkan tanda tanya besar. Target ambisius yang dicanangkan sejak awal justru kandas di fase grup, memunculkan sorotan tajam terhadap sikap dan tanggung jawab para pemangku kebijakan di balik layar.
Kekecewaan itu terasa usai laga terakhir Garuda Muda di Stadion 700th Anniversary, Chiang Mai, Thailand, Jumat 12 Desember 2025. Situasi di mixed zone memperlihatkan pemandangan kontras. Para pemain langsung menuju bus tim tanpa memberikan pernyataan kepada awak media. Manajer tim Sumardji terlihat berjalan tertunduk dan memilih irit bicara meski sempat dipanggil wartawan.
Satu-satunya sosok yang berhenti adalah pelatih Indra Sjafri. Namun, pernyataannya sangat singkat. Hanya sekitar 20 detik, Indra menyampaikan kalimat sederhana yang kemudian menjadi sorotan.
“Saya minta maaf dan siap bertanggung jawab,” ujar Indra sebelum meninggalkan area wawancara.
Pernyataan tersebut menjadi satu-satunya bentuk tanggung jawab terbuka dari pihak yang berada langsung di lokasi turnamen. Sementara itu, di Jakarta, Wakil Ketua Umum PSSI Zainuddin Amali selaku penanggung jawab Timnas U-22 SEA Games 2025 tidak berada di Thailand saat tim berjuang menjaga target emas.
Alih-alih hadir mendampingi tim, Amali justru menyampaikan sejumlah alasan terkait kegagalan tersebut. Ia menyinggung singkatnya waktu pemusatan latihan (TC) sebagai salah satu faktor, seraya membandingkan dengan persiapan SEA Games 2023 yang disebut berlangsung hampir tiga tahun.
Amali juga menegaskan akan melakukan evaluasi. Namun, pernyataannya kembali memantik perdebatan ketika ia mengakui bahwa target mempertahankan emas ditetapkan karena keyakinan sang pelatih.
“Target itu karena pelatih yakin emas,” ujar Amali kepada awak media.
Pernyataan tersebut memicu kritik dari publik. Jika target emas ditetapkan semata karena optimisme pelatih, tanpa kajian menyeluruh terkait kesiapan tim, analisis kekuatan lawan, hingga strategi dan taktik yang akan diterapkan, maka target tersebut dinilai minim perencanaan matang.
Publik pun mempertanyakan peran penanggung jawab tim dalam menguji, mengoreksi, dan memvalidasi target sebelum diumumkan ke masyarakat pecinta sepak bola Indonesia
https://www.viva.co.id/bola/1868280-gagal-total-di-sea-games-indra-sjafri-minta-maaf-amali-singgung-masalah-tc
Comments
0 comment