Advertisement
Diperbarui: 9 Mei 2025, 07:31 WIB Diterbitkan: 9 Mei 2025, 07:26 WIB
Bola.net - Manchester United meraih kemenangan besar dengan skor besar saat menjamu Athletic Bilbao pada leg kedua semifinal Liga Europa, Jumat (9/5) dini hari WIB. Pada duel di Old Trafford itu, Mason Mount memberi bukti bahwa dia pemain cerdas.
MU mengantongi keunggulan agregat 3-0 saat memulai laga leg kedua. Faktor itu membuat MU tampil percaya diri. Namun, pada menit ke-31, Mikel Jauregizer membuat Bilbao unggul 1-0 dan punya asa untuk bangkit.
MU mengubur dalam-dalam asa itu mulai menit ke-72, ketika Mason Mount bikin gol. Setelah itu, MU bikin tiga gol beruntun dan menang 4-1. Secara agregat, pasukan Ruben Amorim menang dengan skor 7-1 atas Bilbao.
Advertisement
Performa MU sangat bagus, terutama pada babak kedua, saat menjamu Bilbao. MU tampil sangat solid dan membuktikan bahwa mereka layak berada di final. Lantas, apa pelajaran yang bisa dipetik dari duel MU vs Bilbao?
Simak ulasan lebih lengkapnya di bawah ini ya Bolaneters.
Seperti pada leg pertama di San Mames, MU tampil di luar ekspektasi pada laga melawan Bilbao di Old Trafford. Pada duel leg kedua, MU punya xG (expected goals) 2. Namun, mereka mampu mencetak empat gol.
MU mencetak empat gol dari 11 shots yang dilepaskan (5 tepat sasaran). Artinya, MU cukup efektif saat mendapat peluang. Kubu Bilbao, dengan jumlah shots yang sama, hanya mampu mencetak satu gol dan melepas satu shots on target.
Gol Bilbao juga tidak lahir dari skema yang benar-benar terencana dengan baik. Gol Bilbao dimulai dari kesalahan Harry Maguire saat membuang bola. Bola justru jatuh ke kaki Alvaro Djalo.
2 dari 6 halamanFinishing Alejandro Garnacho
Lini depan MU bekerja dengan baik. Rasmus Hojlund bikin gol lagi. Mereka bikin empat gol dari lima shots on target. Namun, ada satu pemain yang perlu dikritik dari situasi positif ini.
Pemain itu adalah Alejandro Garnacho. Dia punya satu peluang sangat bagus pada menit ke-43. Garnacho melakukan gerakan brilian untuk menerima umpan Patrick Dorgu. Hanya saja, finishing Garnacho tidak optimal.
Bola tendangan Garnacho melebar dari gawang Bilbao. Padahal, dia sudah berada dalam posisi satu lawan satu dan minim tekanan dari lawan. Jika momen itu terjadi ketika MU tertinggal pada laga krusial, Garnacho akan sangat menyesalinya!
Sejak awal, Ruben Amorim percaya bahwa Mason Mount akan memberi dampak bagi MU. Pria asal Portugal itu sangat yakin bahwa Mount adalah pemain cerdas yang belum beruntung karena kebugaran.
"Dia seperti gelandang ketiga yang bisa masuk ke kotak penalti. Dia sangat cerdas dan terus berkembang," ujar Amorim beberapa waktu lalu.
Pada duel lawan Bilbao, Mount membuktikan kata-kata Amorim. Pada proses gol pertama, dia membuat sentuhan yang cerdas dan melepas finishing berkelas. Pada gol kedua, dia dengan cerdas melihat peluang dan melepas tendangan jarak jauh.
Amad Diallo dimainkan pada menit ke-63. Dia baru pulih dari cedera dan Amorim memang tengah memberinya menit bermain secara bertahap. Dia diharapkan menjadi 'cameo' di laga melawan Bilbao.
Namun, Amad Diallo justru memberi dampak yang besar bagi MU. Dia sangat kuat di sisi kanan lini serang MU. Amad Diallo membuat beberapa gerakan penting dan berkolaborasi dengan Patrick Dorgu. Dia tercatat dua kali sukses melewati lawan.
Puncaknya, Amad Diallo membuat assist untuk gol Rasmus Hojlund. Pemain asal Pantai Gading tersebut punya 27 menit yang membuat fans MU tersenyum puas lewat aksi-aksinya.
Pada awal hingga tengah musim, banyak yang kecewa dengan performa Casemiro. Pemain asal Brasil itu tampil inkonsisten. Dia bahkan dicap sudah habis dan dirumorkan akan dilepas pada Januari 2025 lalu.
Namun, Casemiro tampil apik pada fase akhir musim 2024/2025. Casemiro jadi bintang saat MU menang 5-4 atas Lyon di Old Trafford, dengan dua assist yang dibuatnya.
Setelah itu, dari dua laga semifinal lawan Bilbao, Casemiro tampil luar biasa. Eks pemain Real Madrid itu bikin gol di San Mames dan assist di Old Trafford. Casemiro belum habis.
MU layak ke final Liga Europa. Mereka tampil sangat konsisten, bahkan sejak League Phase. MU memang tidak berada di puncak klasemen League Phase, akan tetapi jadi satu-satunya tim yang tidak pernah kalah.
Catatan tidak terkalahkan MU tersebut terus bertahan hingga mereka lolos final, setelah memenangkan dua laga melawan Athletic Bilbao. MU benar-benar tampil bagus dan pantas untuk berada di final Liga Europa.
MU sebenarnya hampir kalah saat bertemu Lyon di babak 8 Besar. MU tertinggal 2-4 pada laga leg kedua di Old Trafford, pada babak extra time. Namun, MU bangkit dan mampu membalikkan kedudukan menjadi 5-4 atas Lyon.
Advertisement
Kalah dari PSS Sleman, PSIS Semarang Selangkah Lagi Terdegradasi dari BRI LIga 1 2024/2025
Sibuk Jalankan Berbagai Bisnis, Begini Kabar Teranyar Rio Haryanto Usai Tinggalkan Formula 1
Jadwal Liga Inggris Pekan Ini Live di SCTV dan Vidio, 10-11 Mei 2025
Xabi Alonso Resmi Pamit dari Bayer Leverkusen, Bakal Latih Real Madrid?
Hasil FP2 Moto3 Prancis 2025: David Munoz Tercepat, Diikuti Ryusei Yamanaka
Tiba-tiba, Bayern Munchen Jadi yang Terdepan Dalam Perburuan Nico Williams
Kalah dari PSS Sleman, PSIS Semarang Selangkah Lagi Terdegradasi dari BRI LIga 1 2024/2025
Sudah Resmi Tinggalkan KAS Eupen, 4 Klub Indonesia yang Bisa Rekrut Shayne Pattynama
Persiba Balikpapan Berduka, CEO Ichsan Rachmansyah Sofyan Tutup Usia
Harapan Rasmus Hojlund untuk Lebih Konsisten
Tawa Lepas Ruben Amorim Melihat Gol ke-2 Mason Mount
Final Liga Europa 2025: Manchester United vs Tottenham, Pertemuan Keempat Musim Ini
MU vs Tottenham di Final Liga Europa, Ini Pilihan Paul Scholes
Ikuti Jejak Ferdinand dan Vidic: Leny Yoro Cerita Tentang Perjalanannya di Man United
Gayung Bersambut, Vanja Milinkovic-Savic Siap Gabung Manchester United
https://www.bola.net/uefa/6-pelajaran-mu-4-1-athletic-bilbao-benar-kata-amorim-mason-mount-pemain-yang-cerdas-7e0bee.html
Comments
0 comment